Tertiuplah sutradara Sahara,
melitup kabur zarah angkasa,
Mesir yang gelita,
Sudan yang gerhana,
Chad yang derita,
naungan utara semenanjung Afrika,
semua dalam ribut bencana.
Dan,
Kafilah itu kembali berdagang,
meski kian terbuang,
pul, dam'ah,
'ish,syawarma, kofta,
sedikit baklava,
air dari nil putih dan biru, ashir manju,
buat bekal perjalanan yang jauh,
jua barang dagang yang ampuh.
Tiap kota yang disinggah,
tiap henti yang disanggah,
tiap oasis yang digali,
tiap kali jua pasir menghampiri,
timbus
kelam
kambus
Bagai jerlus yang menghirup warna,
tinggal terkapai dalam sandiwara,
untung sabut timbul,
untung batu tenggelam.
Maka bangkitlah kafilah itu,
setelah debu rangkum segenap jihat,
terus langkah iring kalimah,
didik diri agar berdiri,
bukan bak paku terlangkup satu,
tapi rusa tanduk beribu.
Di sudut hujung muatan,
sisa pul masih lagi kelihatan.
Saturday, October 4, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
salam. mendalam sungguh bait-baitmu. kau membawa aku menyertai kafilah itu. teruskan. dan promote la blog ini. moga dapat dikongsi, bakat yg terpendam dalam nubarimu.
waa. best2. encore2. hihi.
moga 'kafilah' kita juga kuat mengharung ujian dariNya. :P
Post a Comment